KARYA ILMIAH PENGARUH LAMA RENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU.
KARYA ILMIAH PENGARUH LAMA RENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU.
DISUSUN OLEH :
Reza Destriansyah
17113494
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016
DAFTAR ISI
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
A. Kacang Hijau
B. Pertumbuhan Tanaman
C. Hipotesis
BAB III
B. Instrumen
Penelitian
C. Tujuan
Penelitian
BAB IV
Hasil
BAB V
Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan awal tumbuhan berbiji dimulai
dari biji. Biji mengandung potensi yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi
individu baru, misalnya embrio, cadangan makanan, dan calon daun (calon akar).
Sebutir biji mengandung satu embrio. Embrio terdiri atas radikula (yang akan
tumbuh menjadi akar) dan plumula (yang akan tumbuh menjadi kecambah). Cadangan
makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang didalamnya terkandung pati,
protein dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi oleh bahan yang kuat,
disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon untuk mencegah
kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur ke dalam biji. Testa memiliki
sebuah lubang kecil, disebut mikropil. Di dekat mikropil terdapat hilum yang
menggabungkan kulit kotiledon.
Biji memiliki kandungan air yang sangat
sedikit. Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji
mengalami dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan
proses metabolisme sehingga menjadi tidak aktif. Dormansi biji sangat
bermanfaat pada kondisi tidak nyaman (ekstrem; sangat dingin atau kering)
karena struktur biji yang kuat akan melindungi embrio agar tetap bertahan hidup.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan
embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara
normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah
yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil
perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses
perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang
menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Perkecambahan merupakan sustu proses dimana
radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik
gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses
fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan
fisiologis.
Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil,
sehingga embrio belum dapat membuat makanan sendiri. Pada tumbuhan, secara umum
makanan untuk pertumbuhan embrio berasal dari endosperma.
Perkecambahan dimulai dengan proses
penyerapan air ke dalam sel-sel. Proses ini merupakan proses fisika. Masuknya
air pada biji menyebabkan enzim aktif bekerja. Bekerjanya enzim merupakan
proses kimia. Enzim amilase bekerja memecah tepung menjadi maltose, selanjutnya
maltose dihidrolisis oleh maltase menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi
asam-asam amino. Senyawa glukosa masuk ke proses metabolisme dan dipecah
menjadi energi atau diubah menjadi yang senyawa karbohidrat yang menyusun
struktur tubuh. Asam-asam amino dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi
untuk menyusun struktur sel dan menyusun enzim-enzim baru. Asam-asam lemak
terutama dipakai untuk menyusun membran sel.
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi)
terjadi melalui mikropil. Air yang masuk ke dalam kotiledon menyebabkan
volumenya bertambah, akibatnya kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada
akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Secara fisiologi, proses perkecambahan
berlangsung dalam beberapa tahapan penting, meliputi:
1.
Absorbsi air.
2.
Metabolisme pemecahan materi cadangan makanan.
3.
Transpor materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang
aktif tumbuh.
4.
Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru.
5.
Respirasi.
6.
Pertumbuhan.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh
oksigen, suhu, dan cahaya. Oksigen dipakai dalam proses oksidasi sel untuk
menghasilkan energi. Perkecambahan memerlukan suhu yang tepat untuk aktivasi
enzim. Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, karena suhu
yang tinggi dapat merusak enzim. Pertumbuhan umumnya berlangsung baik dalam
keadaan gelap. Perkecambahan memerlukan hormon auksin dan hormon ini mudah
mengalami kerusakan pada intensitas cahaya yang tinggi. Karena itu di tempat
gelap kecambah tumbuh lebih panjang daripada di tempat terang.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apakah lama perendaman berpengaruh terhadap biji kacang hijau?
2.
Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan biji
kacang hijau?
3.
Apakah kelembapan berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang
hijau?
1.3 Batasan
Masalah
Penelitian
ini dilaksanakan pada semester 6 tahun 2015 yang dimulai tanggal 20 April
sampai dengan 26 April. Dan lokasi penilitian ini di Rumah.
1.4 Tujuan
Penelitian
1.
Untuk mengetahui dan mengamati pengaruh lamanya perendaman
terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
2.
Untuk mengetahui berapa waktu perendaman yang baik untuk melakukan
perkecambahan biji kacang hijau.
1.5 Manfaat
Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui
pengaruh lama perendaman terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kacang
Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija
yang dikenal luas didaerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Di samping
itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali. Peningkatan
produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani,
mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta
peningkatan usaha pasca panen. Dari segi agronmis dapat dilakukan dengan
tindakan pemupukan NPK dan pengaturan jumlah populasi, jarak tanam, sanitasi,
pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Di dalam kacang hijau terdapat banyak
kandungan gizi antara lain protein, kalsium, fosfor, vitamin B1, vitamin B2,
vitamin E, zat besi, magnesium dan zat antioksidan.
B.
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak
dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan
biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan
perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,
karena prosesnya berjalan bersamaan.
Tumbuhan
yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan
makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan dengan masuknya air ke dalam
biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi
karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering.
Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit
pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan
biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna
bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan
nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat
berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio
atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar
(radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu:
1.
Pertumbuhan Primer
Terjadi
sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
2.
Pertumbuhan Sekunder
Merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya
ukuran diameter tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan
pembuluh, yang disebut kambium vasic atau kambium intravaskuler. Fungsinya
adalah membentuk xylem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang
terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium
intervasis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas faktor luar dan faktor dalam.
1.
Faktor Luar (Eksternal)
a.
Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk
menyintesis sebagai komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya
karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya. Karbon dioksida
diabsorbsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.
b.
Air
Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk
senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk
fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu
perkecambahan biji. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel tidak dapat berlangsung
sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.
c.
Suhu
Suhu yang baik atau ideal yang diperlukan tumbuhan
sehingga pertumbuhan dan perkembangan berlangsung baik disebut suhu optimum
(10oC-38oC). Umumnya tumbuhan tidak dapat tumbuh di bawah suhu 0oC dan di atas
40oC. Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan kerja enzim. Jika suhu
terlalu tinggi atau terlalu rendah, enzim akan rusak.
d.
Kelembapan
Kelembapan udara memengaruhi penguapan air yang
berhubungan dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila
kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien.
e.
Cahaya
Cahaya sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat
melakukan fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya, maka tumbuhan itu
bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan.
2.
Faktor Dalam (Internal)
a.
Gen
Gen merupakan substansi hereditas dan penentu sifat
individu yang terdapat di dalam kromosom. Sifat kenetik ini memengaruhi ukuran
dan bentuk tumbuh tumbuhan.
b.
Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
Fitohormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh
tumbuhan, yang dalam konsentrasi rendah atau kecil dapat mengatur proses
fisiologis. Adapun syarat-syarat fitohormon yaitu senyawa organik yang
dihasilkan oleh tumbuhan itu sendiri; harus dapat ditranslokasikan; tempat
sintesis dan kerja berbeda; dan aktif dalam konsentrasi rendah.
Kacang hijau yang berada pada gelas yang mendapatkan
cahaya matahari yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis, sehingga proses
fotosintesis dapat dilaksanakan dengan baik dan daun kacang hijau pun berwarna
hijau segar. Sedangkan kacang hijau yang berada pada gelas lain diletakkan di
tempat gelap tanpa ada cahaya matahari. Jadi, proses fotosintesis tidak dapat
berlangsung, sehingga daun kacang hijau pada gelas itu berwarna kuning pucat.
Kacang hijau yang direndam lebih lama, akan lebih cepat
pertumbuhannya dibandingkan dengan kacang hijau yang direndam dalam waktu lebih
singkat dan tidak direndam.
C. Hipotesis
Lama perendaman akan mempengaruhi pertumbuhan kacang
hijau. Kacang hijau akan tumbuh lebih cepat bila di rendam lebih lama. Dan
cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau. Cahaya dapat memperlambat
pertumbuhan kacang hijau.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada semester 6 tahun 2015 yang dimulai tanggal 20 April
sampai dengan 26 April. Dan lokasi penilitian ini di Rumah.
B. Populasi
dan Sampel
Populasi:
Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).
Sampel: 25
biji kacang hijau.
C. Variabel
Penelitian
Ada tiga jenis variabel dalam penelitian ilmiah, yaitu:
1.
Variabel bebas: lama perendaman.
2.
Variabel kontrol: tinggi tanaman dan jumlah daun.
3.
Variabel terikat: faktor lingkungan.
D. Metode
Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode studi pustaka, yaitu mempelajari teori-teori perkecambahan
melalui buku-buku referensi. Selain itu juga menggunakan metode eksperimen,
yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk
membandingkan pertambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam 5 gelas
plastik.
E. Rancangan
Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 25 biji kacang
hijau yang ditanam di dalam 10 gelas plastik yang berisi kapas yang telah
dibasahi. Masing-masing gelas plastik terdapat 5 buah biji kacang hijau.
Komposisi masing-masing gelas plastik adalah sebagai berikut:
a.
Gelas plastik A: 5 biji kacang hijau tanpa direndam.
b.
Gelas plastik B: 5 biji kacang hijau direndam selama 1 jam.
c.
Gelas plastik C: 5 biji kacang hijau direndam selama 2 jam.
d.
Gelas plastik D: 5 biji kacang hijau direndam selama 4 jam.
e.
Gelas plastik E: 5 biji kacang hijau direndam selama 6 jam.
F. Alat dan
Bahan
1.
Pot/gelas plastik bekas mineral 10 buah
2.
Penggaris
3.
Kapas
4.
Air
5.
Biji kacang hijau
G. Langkah
Kerja
1.
Ambillah 25 biji kacang hijau dengan kondisi yang baik.
2.
Rendamlah biji kacang hijau dengan perlakuan sebagai
berikut:
a.
PO (biji kacang hijau tanpa direndam, digunakan
sebagai kontrol).
b.
PA (biji kacang hijau direndam selama 1 jam).
c.
PB (biji kacang hijau direndam selama 2 jam).
d.
PC (biji kacang hijau direndam selama 4 jam).
e.
PD (biji kacang hijau direndam selama 6 jam).
Catatan:
Tiap perlakuan terdiri dari 2 ulangan, di mana tiap ulangan/pot berisi 5 biji
kacang hijau. Usahakan biji kacang hijau yang direndam, diambil pada saat yang
sama, yaitu ketika akan ditanam.
3.
Masukkan biji kacang hijau ke dalam pot yang telah berisi
kapas yang telah dibasahi.
4.
Letakkan pot di tempat yang sama/tidak terpisah.
5.
Lakukanlah pengukuran tinggi kecambah kacang hijau
tersebut menggunakan penggaris pada hari ke-6, kemudian tulislah hasil
pengukurannya pada tabel yang telah disediakan.
6.
Analisislah data yang telah diperoleh.
BAB IV
HASIL
Hasil
Tabel Pengamatan
|
|||||
Pengaruh Lama Perendaman
terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
|
|||||
Perlakuan
|
Lama Perendaman (jam)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Keterangan
|
||
1
|
2
|
Rata-Rata
|
|||
PO
|
0
|
20,6 cm
|
21 cm
|
20,8 cm
|
Pertumbuhan pada biji kacang hijau dipengaruhi oleh air dan waktu
perendaman serta sedikit banyaknya kapas yang digunakan mempengaruhi
penyerapan air.
|
PA
|
1
|
19 cm
|
21,2 cm
|
20,1 cm
|
|
PB
|
2
|
18 cm
|
19,3 cm
|
18,65 cm
|
|
PC
|
4
|
18 cm
|
20,5 cm
|
19,25 cm
|
|
PD
|
6
|
20 cm
|
20,7 cm
|
20,35 cm
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau adalah :
1.
Air
Berfungsi
untuk melunakkan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi
makanan terlarut, dan hormon ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta
bersama dengan hormon membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
2.
Cahaya
Cahaya
merupakan faktor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama
berperan dalam proses berlangsungnya fotosintesis.
3.
Suhu
Suhu
berperan dalam mengontrol perkecambahan dan pertumbuhan vegetatif. Sehubungan
dengan perkecambahan proses imbibisi berlangsung lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi.
B. Saran
1.
Sebelum biji kacang hijau direndam, pilihlah biji kacang hijau
yang baik dan dengan ukuran yang sama. Jika ukuran sampel yang pertama besar
maka sampel yang lain menyesuaikan dengan menggunakan biji kacang hijau yang
ukurannya besar.
2.
Saat memberi media kapas sebagai pengganti media tanah, pastikan
kapas pada saat itu tidak terlalu basah juga tidak terlalu kering. Karena jika
kapas terlalu basah biji kacang hijau akan membusuk karena terlalu banyak air
yang diserap dan jika kapas terlalu kering maka biji kacang hijau akan layu
atau mungkin mati karena kekurangan air.
3.
Jangan terlalu dekat menanam biji kacang hijau, karena pertumbuhan
biji kacang hijau dapat terhambat karena terlalu dekat menanam biji kacang
hijau tersebut.
4.
Agar pertumbuhan biji kacang hijau cepat saat perkecambahan
usahakan perendaman biji lebih lama.
5.
Selalu memantau pertumbuhan biji kacang hijau setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ockym.blogspot.com/2010/10/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau
No Comment to " KARYA ILMIAH PENGARUH LAMA RENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU. "